*Artikel asli diposting di http://www.stc.or.id
Program Percepatan Keaksaraan atau Literacy Boost yang diimplementasikan oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik melalui GEMA LITERASI – INOVASI telah memberi inspirasi, dan mendorong Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk mereplikasi model tersebut. Tidak kurang dari sepuluh sekolah dasar yang ada di Pulau Moyo dan Pulau Medang terpilih menjadi target replikasi. Tahap awal dari replikasi ini adalah pelatihan bagi 34 guru kelas awal dan kepala sekolah dari kedua pulau tersebut. Mereka dibekali selama tiga hari tentang bagaimana meningkatkan keterampilan keaksaraan melalui metode Literacy Boost. Melalui replikasi ini, diharapkan ada pemerataan kualitas pembelajaran, terutama di sekolah-sekolah yang letaknya di pulau dan jauh dari ibukota kabupaten.
Percepatan keaksaraan atau literacy boost adalah sebuah metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi anak-anak sekolah dasar di kelas awal. Metode tersebut saat ini tengah diimplementasi pada sejumlah sekolah di dua Kabupaten, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Sumbawa.
Pada pelatihan yang dilaksanakan SDN 2 Pulau Moyo ini, para peserta mendapatkan pembekalan dan peningkatan kapasitas dari lima orang fasilitator yang kesemuanya berasal dari Pulau Moyo dan Pulau Medang. Di antara mereka ada guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang sebelumnya sudah diikutkan pada pelatihan bagi fasilitator yang dilaksanakan oleh program Gema Literasi – INOVASI pada bulan Januari lalu. Pelibatan sumber daya lokal dari kedua pulau ini tidak lain adalah untuk memudahkan proses transfer pengetahuan serta mendukung proses replikasi ini secara keseluruhan. Tim dari Gema Literasi – INOVASI turut hadir pada kegiatan tersebut sebagai undangan sekaligus mensupervisi pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas tersebut.

Selama tiga hari pelatihan, dari 15 hingga 17 Maret 2018, para peserta dibekali dengan lima hal pokok yang menjadi inti dari program percepatan keaksaraan. Materi yang diberikan mencakup pengetahuan huruf, kesadaran fonem, pengetahuan kosakata, kelancaran membaca serta pemahaman bacaan. Beragam teknik dan metode yang menarik diturunkan kepada para peserta itu untuk kemudian nanti mereka implementasikan di sekolahsekolah mereka. Selain itu, para peserta juga mendapatkan materi tentang penilaian formatif kepada siswa, pengintegrasian Percepatan Keaksaraan ke dalam Rencana PP serta pengayaan kelas kaya aksara.
Berbagai jenis permainan yang relevan dengan materi pembelajaran juga diberikan. Model-model penataan kelas kaya aksara yang dapat mendorong kemampuan literasi anak juga ditampilkan dengan memaksimalkan hasil karya siswa dan sumber daya lokal. Selanjutnya, para peserta mulai mempraktikkan membuat penataan kelas sederhana dengan material yang mudah ditemui. Pada pelatihan itu, memang ditanamkan bagaimana menghadirkan suasana pembelajaran yang menarik dan bervariasi sehingga para murid bisa terpacu untuk lebih bersemangat dalam belajar serta meningkatkan minat mereka dalam membaca.
Sejumlah peserta yang mengikuti pelatihan mengaku senang bisa mendapatkan pembekalan melalui program replikasi ini. Ada pula apresiasi yang mereka sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Sumbawa karena sudah diberikan kesempatan untuk belajar banyak hal baru pada pelatihan tiga hari ini. Ibu Yatinem salah seorang guru kelas 1 dari SDN 2 Pulau Medang mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuka pemahaman baru bagi dia, bahwa sesungguhnya ada banyak hal di dalam kelas yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membantu anak dalam hal literasi. Sementara bagi Arsyid, pengajar dari SDN STEMA, teknik dan permainan yang diberikan selama pelatihan ini menarik. “Semua permainan yang diberikan itu menarik, hanya saya sangat terkesan dengan permainan bingo huruf,” ujarnya.
Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, program replikasi ini adalah buah dari pengamatan matang tentang implementasi Gema Literasi – INOVASI di dua kecamatan yang ada di daratan Pulau Sumbawa. Perjalanan selama beberapa bulan sejak program ini dimulai pada bulan April 2017 telah menunjukkan perubahan yang signifikan dalam kacamata mereka. Menurut Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Junaidi, S.Pd., M.Pd, yang selama ini aktif mengikuti dan mendampingi perkembangan program Gema Literasi – INOVASI, pihaknya sudah melihat banyak perubahan serius di sekolah-sekolah yang menjadi dampingan. “Ada beberapa sistem dalam sekolah-sekolah dampingan yang terbangun dengan bagus. Ini yang menjadi perhatian serius kami dari Dikbud,” papar Junaidi. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa untuk segera melakukan replikasi program ini ke wilayah-wilayah lain. “Ini adalah praktik baik yang harusnya bisa juga dinikmati oleh sekolah lain di Kabupaten Sumbawa,” sambungnya.
Sementara itu, bagi program Gema Literasi-INOVASI, replikasi ini adalah catatan strategis sebelum program ini berakhir pada bulan Agustus 2018 nanti. Dukungan penuh akan diberikan kepada Pemerintah Sumbawa untuk memastikan agar manfaat dari program ini bisa diperluas lagi ke wilayah-wilayah lain yang selama ini tidak didampingi. Pendampingan pada para fasilitator local serta distribusi bahan bacaan ke sekolah-sekolah adalah beberapa di antara bentuk dukungan itu.
Replikasi ke kedua pulau yang selama ini kerap dilekatkan dengan bahasa ‘ketertinggalan’ tentunya merupakan wujud komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk mengangkat dan menyetarakan kualitas pendidikan di sana. Meningkatkan keterampilan membaca bagi anakanak di wilayah kepulauan lewat program percepatan literasi ini adalah jembatan penting yang akan mengantarkan mereka untuk bisa ‘berjalan’ lebih jauh dan mengetahui lebih banyak tentang dunia di luar sana.