*Artikel asli diposting di http://www.stc.or.id
Di hari jumat yang hangat, murid-murid PAUD Mekar Sari di Desa Leontolu, Belu mengawali kegiatan belajarnya dengan aktivitas luar ruang. Mereka menggunakan baju olahraga dan berbaris. Saat musik mulai didendangkan, mereka menggerak-gerakan badannya sesuai intruksi guru yang memimpin mereka di depan barisan. Setelah 30 menit melakukan olah tubuh, mereka masuk ke kelas. Kegiatan yang berlangsung seminggu sekali ini bertujuan menjaga kesehatan setiap murid. Di awal masa kanak-kanak, kesehatan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama.
Di Kabupaten Belu, layanan-layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan telah disediakan oleh pemerintah. Meski begitu, kedua layanan tersebut masih bersifat terpisah dan tidak terintegrasi satu dengan yang lain. Posyandu, sebagai bentuk layanan kesehatan bagi anak usia 0-5 tahun seringkali tidak terintegrasi dengan PAUD. Akibatnya, data-data terkait kesehatan dan perkembangan anak tidak dimiliki oleh PAUD.
“Kami tidak memiliki data-data tersebut di PAUD, bahkan untuk data-data dasar seperti berat dan tinggi anak. Semua data hanya ada di Posyandu,” ungkap Yoseph Hapin Hanmanas, Kepala PAUD Mekar Sari.
Selain periode emas, masa balita juga merupakan periode kritis. Pada masa ini, segala bentuk penyakit dan kekurangan gizi, jika tidak diantisipasi dan ditangani dengan tepat, akan dapat membawa dampak buruk yang menetap seumur hidup. Oleh karena itu, PAUD memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, terutama dari sisi kesehatan.
Agar dapat menyediakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, guru PAUD harus memiliki informasi tentang kondisi kesehatan setiap muridnya dan juga memiliki pengetahuan yang benar tentang kebutuhan asupan gizi, kebersihan, sanitasi, dan juga layanan kesehatan dasar. Namun, hal ini akan sulit tercapai jika PAUD tidak terintegrasi dengan Posyandu.
“Saya sangat sadar jika masih banyak guru yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki informasi terkait kesehatan perkembangan anak. Tentu mereka paham tentang hal-hal dasar seperti mencuci tangan, air bersih, dan makanan sehat, tetapi hanya itu saja,” ungkap Yoseph.
Penyediaan layanan yang mengintegrasikan pendidikan, kesehatan, dan juga perlindungan bagi anak selama masa balita telah menjadi sebuah inisiatif global. Sejak sepuluh tahun lalu, hal ini diperkenalkan melalui PAUD Holistik Integratif yang bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya atas ketiga layanan dasar tersebut. Melalui pendekatan PAUD Holistik Integratif, setiap pihak, mulai dari sektor pendidian, kesehatan, instansi pemerintah terkait, dan komunitas, diharapkan dapat saling bekerjasama untuk mendukung perkembangan anak.
Yayasan Sayangi Tunas Cilik mitra Save the Children bersama dengan H&M Foundation melalui program CERIA II berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup setiap anak. Salah satu fokus program ini adalah membantu dan memfasilitasi pemerintah dalam pembentukan PAUD Holistik Integratif. Program CERIA II akan mendorong partisipasi instansi-instansi pemerintah terkait untuk bersama-sama mewujudkan layanan pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak melalui sebuah sistem PAUD yang holistik dan integratif. JU